Ada nama yang belakangan sering disebut orang-orang di kampung Angga: BosMuda88, atau yang akrab dipanggil Tuan Muda 88. Orang-orang menyebutnya begitu bukan tanpa alasan. Meski usianya belum terlalu tua, ia punya cara bicara yang tenang, bijak, dan selalu membawa suasana nyaman. Tapi yang paling diingat banyak orang adalah sikap murah hatinya.
Angga pertama kali bertemu dengan TuanMuda88 pada acara sederhana di balai warga. Saat itu, mereka sedang mengumpulkan dana untuk memperbaiki mushola kecil yang atapnya bocor. Semua menyumbang sesuai kemampuan. Ketika giliran Tuan Muda 88, ia hanya tersenyum dan berkata,
“Yang penting tempat kita nyaman untuk sama-sama berdoa. Sisanya biar saya bantu.”
Bukan caranya berdonasi yang membuat orang terkesan, tapi kerendahan hatinya yang tidak pernah membuat hal itu terdengar seperti jasa. Ia bahkan tidak mau namanya ditulis sebagai donatur utama. “Lebih baik tulis saja: dari kita semua,” katanya.
Sejak pertemuan itu, Angga mulai memperhatikan bagaimana BosMuda88 memperlakukan orang-orang di sekelilingnya.
Ada satu kejadian lain yang membekas di hati Angga. Di sebuah sore ketika hujan turun pelan, seorang pedagang bakso keliling terlihat menahan napas di pinggir jalan, memperbaiki gerobaknya yang patah. Banyak orang hanya melihat sekilas lalu berjalan pergi. Tapi Tuan Muda 88 datang, menepuk bahu si pedagang itu, membantu memindahkan gerobak ke tempat teduh, lalu memanggil tukang las untuk memperbaikinya.
gambar yang menangkap esensi: hujan yang turun perlahan, gerobak yang rusak, pedagang yang putus asa, dan Tuan Muda 88 yang menepuk bahu, menawarkan bantuan.
Saat itu, ia hanya berkata:
“Sama-sama cari makan. Kalau kita bisa nolong, ya kita nolong. Rezeki itu bukan soal punya banyak, tapi soal niat berbagi.”
Kalimat sederhana, tapi terasa sampai hati.
Angga menyadari bahwa sifat murah hati tidak harus ditunjukkan dengan hal besar, tapi justru dari perhatian kecil yang dilakukan tanpa pamrih.
Tuan Muda 88 tidak pernah menanyakan latar belakang orang yang ia bantu, tidak peduli apa kata orang, dan tidak pernah berharap balasan.
Waktu berjalan, nama BosMuda88 pun bukan sekadar nama.
Ia menjadi simbol kebaikan dalam keseharian, pengingat bahwa di tengah dunia yang serba cepat ini, masih ada orang yang percaya pada kebaikan sederhana.
Kini, setiap kali Angga melihat orang yang membantu sesamanya tanpa ragu, ia teringat kata-kata Tuan Muda 88:
“Selama kita bisa membuat hidup orang lain sedikit lebih ringan, itu sudah cukup.”
Dan mungkin, itu juga alasan kenapa banyak orang menghormatinya.
